Jumat, 26 November 2010

Wan : 01:30 tiga hari yang lalu

*********

Seperti mencari batang jarum di antara tumpukan jerami dalam ruang temaram. Masih saja terasa sulit mendefinisikan simbol-simbol yang datang silih berganti. tepat setahun setelah pertemuan terakhir itu. 
" Berhentilah berharap dari jiwa yang telah lama mati. Jangan halangi langkah ku dengan sikap cengeng mu itu. Dunia kita berbeda. Hadapilah kenyataan ini...!." Dan Wan berlalu begitu saja. Tepat  setahun yang lalu, Awal perkenalanku dengan kata yang kini tak lagi asing di telinga....." Getir ! ."


**********

( Tiga hari yang lalu,di ruang berbeda )
Tiba-tiba saja Wan kembali, Tak sepatah kata pun terucap dari bibirnya. hanya uluran tangan seakan mengajakku untuk bergegas menyusuri lorong waktu. Tak ada keraguan kala itu, secercah harap terlintas bahwa wan akan mengajakku ikut bersamanya. 
satu-persatu anak tangga kita jajaki, tapi Wan tetap dalam diam, hanya genggaman tangannya yang semakin erat mewakili segenap rasa . semakin jauh kita berjalan, " kenapa kita tidak mencari jalan yang lebih mudah  saja Wan...?. mengapa memilih tangga sebagai media kita menuju tempat yang  kau maksud...?. Mari rehat sejenak Wan, Kakiku bergetar menahan lelah...."
lagi-lagi Wan hanya menoleh sejenak, tetap diam seribu bahasa. Ah, anehnya Wan selalu berhasil membuat ku terlihat lemah dihadapannya. airmata ini tak mampu lagi ku bendung. " Cukup Wan !. sebenarnya kita mau kemana sih...?." Lantas Wan menarik nafas dalam-dalam kemudian tersenyum seperti biasa dan mengajak ku untuk segera melanjutkan perjalanan.

***************

Anak tangga terakhir sebelum akhirnya Wan mengijinkanku untuk beristirahat.
" Wan, jangan pergi lagi. Temani aku melawan kegamangan ini. Please Wan, jangan pergi lagi....."
Wan tersenyum sambil menyentuh ujung hidungku perlahan. " Boy, hadapi kenyataan bahwa kita nggak akan mungkin bersama lagi. Jalan berliku, tangga menjulang tinggi yang sedari tadi kita susuri adalah simbol kehidupanmu sekarang ini. Lupakan rasa lelah  Boy, buang semua keluh .Anak tangga dan jalan itu adalah milikmu. Kenali liku-likunya agar kau tak tersesat dan merasa asing dengan jalanmu sendiri."
satu kecupan lembut di dahi menyudahi pertemuan kita malam itu.


***************

setengah dua pagi, satu-satu airmata menetes di pipi. Terbangun dengan rasa berbeda. Harapan dan semangat baru untuk lebih tegar menjalani hidup yang tersisa.
Hmmmm.....esok pasti akan selalu ada masalah baru dan tidak ada pilihan selain tetap melangkah, Tapi setidaknya kali tak akan sesulit sebelumnya. Aku hanya perlu mengingat-ingat jalan mana saja yang harus  dihindari karena  Aku pernah melaluinya bersama Wan.

Kali ini, Akumelangkah lagi.....
Pasti.....!.


bahkan dua dunia berbeda tak lagi mampu memisahkan persahabatan ini.
( Alm. Januar Irwansyah : Untuk segenap rasa dulu,kini dan nanti.......terima kasih Sahabat )

*Jakarta 11:06:2010:08:29*

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.